I. UCAPAN
DAN EJAAN
A. Ucapan
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar penuturnya adalah
bahasa kedua. Para penutur yang berbahasa Indonesia, bahasa Indonesia mereka
terpengaruh oleh bahasa daerah yang telah mereka kuasai sebelumnya. Pengaruh
itu dapat berkenaan dengan semua aspek ketatabahasaan. Pengaruh yang sangat
jelas ialah dalam bidang ucapan. Pengaruh dalam ucapan itu sulit dihindarkan
dan menjadi ciri yang membedakan ucapan penutur bahasa Indonesia dari daerah
satu dengan daerah yang lain. Sering dengan mudah kita dapat menentukan daerah
asal seorang penutur berdasarkan ucapan bahasa Indonesianya.
B. Ejaan
Ejaan penting sekali artinya dalam kaitannya dengan
penggunaan bahasa Indonesia produktif tulis. Dalam tulis-menulis orang tidak
hanya dituntut untuk dapat menyusun kalimat dengan baik, memilih kata yang
tepat, melainkan juga mengeja kata-kata dan kalimat tersebut sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Dalam surat-surat pribadi dan kalimat catatan harian
misalnya, ketaatan dalam EYD tidak mutlak. Dalam karangan ilmiah, dalam
makalah, dan dalam surat-surat perjanjian, kaidah ejaan harus betul-betul
ditaati. Sebelum, EYD diumumkan, dalam tulis menulis dipergunakan Ejaan
Soewandi atau ejaan Republik. Ejaan tersebut diumumkan berlakunya terhitung mulai
19 maret 1947. sebelum ejaan Soewandi berlaku Ejaan Van Ophuysen yang
ketentuannya dimuat dalam Kitab Logat Melajoe yang disusun dengan bantuan Engku
Nawawi Gelar Soetan Ma’Mur dan Muhammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini
dinyatakan mulai berlaku sejak tahun 1901, sebelum ejaan Van Ophuysen berlaku
dalam tulis menulis dalam bahasa Melayu, digunakan huruf 2
Jawi atau Arab Melayu dan juga dengan huruf Latin dengan ejaan yang tidak
teratur.
II. Ragam
Tanda Baca , Fungsi Dan Contohnya
1. Tanda titik (.)
- Fungsi dan pemakaian tanda
titik:
- Untuk mengakhiri sebuah
kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
- Diletakan pada akhir
sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
- Pada singkatan kata atau
ungkapan yang sudah sangat umum,
- Contoh :
- Menggunakan tanda baca
dengan benar agar tidak terjadi kesalah pahaman.
- Dr. Adit senang mengobati
orang sakit.
- Kutipan menarik itu
diambil dari hlm 5 dan 8.
2. Tanda Koma (,)
- Fungsi dan pemakaian tanda
koma antara lain:
- Memisahkan unsur-unsur
dalam suatu pemerincian atau pembilang,
- Memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
- Memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Contoh :
- Studio tersebut tersedia
berupa gitar, drum dan bass.
- Apabila keliru memilih
bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju.
- “Jangan buang sampah
sembarangan,” kata Rudi.
3. Tanda Seru (!)
- Fungsi dan pemakaian tanda
seru :
- Tanda seru dipakai sesudah
ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contoh :
- Jangan letakan benda itu
di depan saya !\
4. Tanda Titik Koma (;)
- Fungsi dan pemakaian titik
koma adalah:
- Memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis atau setara
- Memisahkan kalimat yang
setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh :
- Hari makin sore; kami
belum selesai juga.
- Desi sibuk bernyanyi; ibu
sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.
5. Tanda Titik Dua (:)
- Tanda Titik Dua digunakan
dalam hal-hal sebagai berikut
- Pada akhir suatu
pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
- Pada kata atau ungkapan
yang memerlukan pemerian
- Dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
- Contoh :
- Fakultas
Ekonomi UPN Jogja memiliki tiga jurusan: Akuntansi, Managemen, dan
Ilmu Ekonomi.
- Project By: Alland
Project
- Penulis:
Indra Lesmana
- Editor: Wicak
- “Jangan datang
terlambat.”
- Budi: “Siap, Pak.”
6. Tanda Hubung (-)
- Tanda hubung dipakai dalam
hal-hal seperti berikut:
- Menyambung unsur-unsur
kata ulang
- Merangkai unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing—-
Contoh :
- Anak-anak kelaparan
di negara Afrika adalah akibat globalisasi.
- di- packing
7. Tanda Elipsis (…)
- Tanda elipsis dipergunakan
untuk menyatakan hal-hal seperti berikut
- Mengambarkan kalimat yang
terputus-putus
- Menunjukan bahwa satu
petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh :
- “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda
itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa
mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam.
8. Tanda Tanya (?)
- Tanda tanya selalunya
dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
- Tanda tanya yang dipakai
dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh :
- Siapa Presiden Indonesia
saat ini?
9. Tanda Kurung ( )
- Tanda kurung dipakai dalam
ha-hal berikut
- Mengapit tambahan
keterangan atau penjelasan
- Mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
- Mengapit angka atau huruf
yang memerinci satu seri keterangan
Contoh :
- Jumlah barang yang diminta
pada berbagai tingkat harga disebut demand (permintaan).
10. Tanda Kurung Siku ( [..]
)
- Tanda kurung siku
digunakan untuk:
- Mengapit huruf, kata atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain
- Mengapit keterangan
dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Contoh :
- Persamaan akuntansi
ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari
disini.
11. Tanda Petik (“…”)
- Fungsi tanda petik adalah:
- Mengapit petikan lagsung
yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
- Mengapit judul syair,
karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
- Mengapit istilah kalimat
yang kurang dikenal
Contoh :
- Pasal 36 UUD 1945
berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.”
12. Tanda Petik Tunggal
(‘..’)
- Tanda Petik tunggal
mempunyai fungsi :
- Mengapit petikan yang
tersusun di dalam petikan lain
- Mengapit terjemahan atau
penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh :
- “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu
dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.
13. Tanda Garis Miring (/)
- Tanda garis miring
dipakai dalam penomoran kode surat
- Tanda garis miring
dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Contoh :
- Modem itu memiliki
kecepatan sampai 7,2 Mb / s.
14. Tanda Penyingkat
(Apostrof) (‘)
- Tanda Apostrof menunjukan
penghilangan bagian kata.
Contoh :
- Budi bertugas sebagai
pembaca pembukaan UUD ‘45.
II. Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna
tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa
yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan
pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan
sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat.
Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna
dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil. Menurut jenisnya, dalam
bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis, yaitu : Kata
Benda, Kata Kerja, Kata Sifat, Kata Ganti, Kata Keterangan, Kata Bilangan, Kata
Sambung, Kata Depan, Kata Sandang, Kata Seru, Kata Tanya.
1. Kata Benda
a.Kata benda konkrit
Kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas, rumah, dan sebagainya.
Kata benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak kelihatan dengan jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas, rumah, dan sebagainya.
b. Kata benda abstrak
Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata benda :
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan : ke-, pe-,
ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan
kata yang + kata sifat.
2. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang menyatakan perbuatan atau laku.
Kata kerja juga disebut verba. Kata kerja dibedakan menjadi dua, yaitu :
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang selalu diikuti
objek. Contoh: membeli, menabrak, menangkap, dan sebagainya.
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak diikuti
secara langsung oleh objek. Contoh: menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya.
Ciri-ciri kata kerja:
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-,
ter-, me-kan, di-kan, ber-an,
memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
2) Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan,
hampir, dan segera.
3) Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan
dengan + kata sifat. Contoh :
menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.
menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.
3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal
keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ini disebut pula
adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah,
mengecil, terbaru, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat,
lemah, jauh, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan,
pontang-panting, gelap-gulita dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral,
kreatif, super, dan sebagainya.
Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok
kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala batu, dan sebagainya
Ciri-ciri kata sifat:
1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang
mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan
kata-kata lebih, agak, paling,
sangat, cukup.
sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se +
reduplikasi (pengulangan kata) + nya.
Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.
Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.
4. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan
benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :
- Kata ganti orang
Ialah kata ganti yang digunakan
untuk menggantikan nama orang atau nama benda-benda lain. Kata ganti orang
dibagi lagi menjadi :
- Kata ganti orang pertama
tunggal, yaitu : aku, saya, hamba, dan sebagainya
- Kata ganti orang pertama
jamak, yaitu : kami, kita.
- Kata ganti orang kedua tunggal,
yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
- Kata ganti orang kedua
jamak, yaitu : kalian
- Kata ganti orang ketiga
tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
- Kata ganti orang ketiga
jamak, yaitu : mereka
- Kata ganti kepunyaan
Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya. - Kata ganti petunjuk
Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat atau benda.
Contoh : ini, itu, sana, dan
sebagainya.
- Kata ganti penghubung
Kata ganti penghubungialah kata ganti yang dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu : yang, tempat, waktu.
Contoh : Baju Rafi yang berwarna
merah itu mahal harganya.
- Kantor Kabupaten tempat
ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur.
- Tadi pagi, waktu ayah
pergi tergesa-gesa, hujan lebat sekali.
- Kata ganti tanya
Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh : apa, mana, siapa. - Kata ganti tak tentu
Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : masing-masing, seseorang, sesuatu,para, dan sebagainya.
5. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau
memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata
ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata
sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian,
diantaranya yaitu :
Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan
suatu tempat lokasi, misalnya : disini, disitu, di rumah, dan
sebagainya.
Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan
berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, misalnya : sekarang,
nanti, minggu depan, dan sebagainya.
Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa
sesuatu itu berlangsung. Contoh : dengan tongkat, dengan pisau, dengan
membabi buta, dan sebagainya.
Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan
terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, misalnya
: jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi
keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, misalnya : sebab, karena,
oleh karena itu, dan sebagainya.
6. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan
satuan jumlah dalam angka. Contoh : satu, seratus, seribu, dan
sebagainya.
Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang
menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Contoh : kesatu, kedua,
keseribu, dan sebagainya.
Kata bilangan tak tentu ialah kata bilangan yang menyatakan
jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian,
segerombolan, dan sebagainya.
Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang
menunjuk pada satuan objeknya, yaitu : sehelai, secarik, sekuntung,
sebutir, seonggok, sebuah, sepiring, dan sebagainya.
7. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan
bagian-bagian dalam kalimat atau menggabungkan antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf yang lain.
Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi
beberapa bagian, yaitu :
Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi,
akan tetapi, melainkan, tidak hanya, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama,
sesudah, sehabis, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan
sebagainya
Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena,
sebab itu, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga,
sampai, dan sebagainya.
Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila,
andaikata, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat,
seperti, bak, dan sebagainya
Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian,
dan sebagainya
Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil,
sembari dan sebagainya
Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah,
konon, dan sebagainya
8. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan
kata/kelompok kata satu dengan kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat
sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada umumnya, kata depan berfungsi
merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis kata lain.
Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang
mengikutinya.
Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
Di, ke, dari, Ketiga kata depan ini digunakan untuk
merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat,
contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
Pada, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang,
nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan
pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain, contoh : pada
suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
Dengan, Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat
atau cara. Contoh : saya berjalan dengan cepat.
Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada, Kata depan
ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi
tentang pelajaran.
9. Kata Sandang
Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya
mempunyai fungsi, yaitu menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh :
Tuhan sang Pencipta alam.
10. Kata Seru
Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu
maksud tertentu, yaitu seruan yang terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru
yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain partikel lah,
macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah,
oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan sebagainya.
Contoh :
- Hai, datanglah kemari!
- Pergilah ke sekolah!
11. Kata Tanya
Kata Tanya adalah uraian kata tanya dimasukkan kata ganti
tanya. Macam-macam kata tanya :
Apa, Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan
binatang. Contoh : Apa yang kau lakukan ?
Siapa, Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa
nama adikmu ?
Kapan, Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan
acara itu dimulai ?
Berapa, Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh :
Berapa banyak anakmu ?
Dimana, Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh :
Dimana rumah kakekmu ?
Bagaimana, Digunakan untuk menanyakan keadaan atau
cara. Contoh : Bagaimana kabar pamanmu ?
Mengapa, Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh :
Mengapa kamu tidak masuk sekolah kemarin ?
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar